Sugeng ndalu Voyagers..
Kali ini mau bahas hal unik dalam rantauanku. Bahasa gaul “Gua
atau Gue dan Lu atau Loe” gatau mana yang bener intinya itu lah. Malem ini
izinkan saya memakai 2 kata itu dalam post kali ini.
Gue nggak tau dimana letak kegaulan kata-kata “Gue Lo”, yang
jelas kalau tiba-tiba ntar gue balik ke Malang terus keceplosan ngomong “Gue Lo”
ke temen-temen gua di Malang, pasti kena semprot,
“Ciye udah jadi anak Jakarta sekarang, udah gaul ngomongnya
pake gua-lu-gua-lu,”
Sudah biasa....
Dan gue berkata dalam hati "Mampus keceplosan." -__-
Ya nggak? For your info guys, temen gue di sini emang nggak
semua orang Jakarta yang ngomong pake gua-lu-gua-lu, tapi pasti ada lah yang
ngomongnya pake bahasa kek gitu. Tulen orang Jakarta asli. Ya emang begitu
ngomongnya, mau nggak mau kadang kita ketularan ngomong kayak gitu.
Gue cuma mau bilangin aja, di sini kalaupun ngomong sama
orang Jawa, orang Medan, orang Makassar, kalau pakai gua-lu itu biasa aja,
karena mereka juga adaptasi sama kota metoprolitan Jakarta ini. Kebanyakan orang
berpikir negatif atau mengangap songong kepada orang-orang yang ngomongnya pake
gua-lu. Buat gue, itu nggak banget. Plis guys, gua-lu nggak bisa dijadiin
ukuran buat mengukur kesongongan seseorang, kenegatifan seseorang--sorry yang
nggak tau songong.
Awal mula gue di sini juga gitu, menganggap gua-lu bukan
kosa kata yang baik dan menunjukkan kepribadian seseorang yang cenderung
negatif. Tapi setelah kurang lebih empat bulan di sini, ternyata mereka semua
orang baik kok, bahkan sangat baik. Mereka suka nolong, suka bantu, aktif
kontribusi, peduli, dan lain-lain. Dan mereka ngelakuin itu semua dengan bahasa
gua-lu.
Now, i realized. Gua-lu nggak seburuk itu. Mereka ngomong
pake gua-lu karena udah kebiasaan sama lingkungannya di Jakarta sejak kecil,
nggak ada alasan apa-apa biar dianggap gaul atau apa, ya sama kayak orang Jawa
kalau dari kecil udah ngomong bahasa krama atau jawa karena apa? Ya karena dari
kecil dididik, interaksinya, ngobrolnya pake bahasa jawa. Setiap daerah punya
budayanya, dan mungkin gua-lu adalah budaya masa kini milik orang Jakarta.
Apakah budaya itu buruk? Relatif. Budaya harus dihormati
kan?
So, menurut aku pribadi, gua-lu memang bukan Bahasa Indonesia
yang baik untuk dilestarikan, tapi untuk saat ini fokus gue di post ini adalah
jangan menjudge mereka yang ngomong pake bahasa gua-lu-gua-lu dengan pandangan
negatif. Entah menganggap mereka sok gaul, mereka sok keren, mereka nggak bisa
berbahasa Indonesia yang baik dan benar, mereka juga orang Indonesia keless,
mereka sombong dan mengajarkan bahasa yang buruk, no, jangan menjudge mereka
seperti itu.
Mereka juga mungkin terkena efek lingkungan yang akhirnya
membuat mereka terbiasa menggunakan bahasa gua-lu itu. Apalagi buat kalian yang
hidup di Jakarta, kalian harus adaptasi, kalau enggak bisa kena seleksi alam
entar. Wkwk. Kalau kalian memandang negatif orang hanya karena gua-lu-gua-lu,
tu orang juga bakal nganggap lu negatif ntar. Mau nggak? Enggak kan?
Ciptakanlah perdamaian di negeri ini, bersatulah wahai
generasi muda untuk membangun dan memajukan bangsa ini.
Nggak tau kesambet apa tiba-tiba pingin aja ngepost gini, salam
hangat dari anak Malang yang lahir di Sidoarjo dan sedang merantau di Bintaro,
Tangerang Selatan yang kata orang kadang dibilang Jakarta.
Nite Voyagers ^^
Sincerely, Daniah.


0 komentar:
Posting Komentar