Dua tahun lalu saya merayakan 17 Agustus dengan mengikuti
upacara bendera di istana negara melalui televisi di rumah. Setahun lalu saya
merayakan 17 Agustus di Puncak Gunung Ijen Banyuwangi. Kedua pengalaman
tersebut mungkin saja saya ulangi di tahun-tahun berikutnya jika saya menginginkannya.
Namun, berbeda dengan tahun 2018 ini yang mungkin akan menjadi perayaan 17Agustus sekali seumur hidup yang pernah saya rasakan.
Momen tujuh belasan tahun ini saya habiskan bersama 300
pemuda pemudi dari 34 provinsi di seluruh Indonesia. Kami adalah gabungan dari
pemenang kompetisi menulis, blog, duta supporter,
virtual run, dance, hingga influencer
terbaik dalam rangka mendukung bersama kegiatan Asian Games 2018. Satu orang
terbaik dari 34 provinsi di Indonesia dipilih sebagai pemenang dalam setiap
kategori kompetisi. Kami diundang untuk menikmati rangkaian hadiah dari
Kementerian Komunikasi dan Informasi dan Penerbit Bitread (bagi pemenang
kompetisi menulis dan blog) selama 4 hari di Jakarta, yaitu mulai tanggal 15-18
Agustus 2018.
| Beberapa pemenang kompetisi (saya yang memfotokan) |
Pada tanggal 17 Agustus 2018, 300 orang pemuda pemudi diajak
berkeliling Wisata Kota Tua di Jakarta. Kami mengunjungi Museum Sejarah
Indonesia, Museum Wayang, dan Museum Keramik. Kami diajak untuk lebih mengenali
dan mencintai budaya negeri sendiri. Di penghujung hari kami disuguhi gala dinner di Pantai Segara Ancol.
Momen-momen seperti itu kami gunakan untuk saling mengenal sahabat seluruh
pulau.
Esoknya, kami berkesempatan mengunjungi Taman Mini Indonesia
Indah dan Museum Penerangan. Hingga saat yang dinantikan, kami menyaksikan
gelaran bersejarah di Indonesia secara langsung dari Gelora Bung Karno. Betapa
bahagianya para anak muda ini diundang untuk menjadi saksi Opening Ceremony Asian Games 2018.
![]() |
| Bersiap untuk menonton Opening Ceremony Asian Games 2018 di depan Gelora Bung Karno (saya bercelana krem) |
Setelah pertunjukan dibuka oleh beberapa penampilan, pasukan
pengibar bendera masuk dan bersiap untuk mengibarkan sang saka merah putih di
hadapan ribuan penonton, bersama patung garuda raksasa bercahaya emas menemani.
Ketika lagu Indonesia Raya mulai berkumandang, jantung saya berdegup kencang-bahkan
saat saya menuliskan ini, saya bisa merasakan jantung saya berdegup lebih
cepat. Mata saya tak kuasa membendung air mata yang akhirnya menetes ketika
sang saka mulai mencapai setengah perjalanan tiangnya. Hingga akhir lagu, saya masih
menangis sembari menyanyikan lagu kebangsaan negeri tercinta, Indonesia Raya. Sekali
lagi, momen kemerdekaan tahun ini menjadi yang terbaik dalam hidup saya. Mungkin
hanya sekali seumur hidup saya mendapat kesempatan emas seperti ini.
![]() |
| Pengibaran Bendera Merah Putih di Opening Ceremony Asian Games 2018 (source: kpopchart.net) |
Mengapa menjadi perayaan sekali seumur hidup? Karena momen
yang mempersatukan kami dan menjadi kenangan manis ini, Asian Games 2018, baru
kali kedua diselenggarakan di Indonesia setelah 56 tahun lamanya Indonesia
menjadi tuan rumah Asian Games keempat pada 1962 lalu. Belum tentu 50 tahun
lagi Indonesia dipilih menjadi tuan rumah kembali, belum tentu 50 tahun ke
depan saya masih hidup, dan belum tentu pula 50 tahun di masa yang akan datang
saya menjadi pemenang kompetisi ini.
Tentu banyak pihak yang saya haturkan terima kasih atas
segala rezeki ini, salah satunya juga era digital. Berkat era digital saya bisa
menemukan informasi kompetisi ini, berkarya dan berkompetisi di dalamnya,
kemudian terpilih menjadi pemenangnya, dan menikmati rangkaian kejutannya. Karena
era digital, saya bisa menyaksikan Opening
Ceremony Asian Games 2018 secara langsung gratis tanpa dipungut biaya dan
menangis bangga menyanyikan lagu kebangsaan saat pengibaran sang saka merah
putih. Terima kasih, saya merasakan kemerdekaan era digital yang sesungguhnya.
![]() |
| Kehebohan saya saat Opening Ceremony Asian Games 2018 berlangsung |
Menurut kamus Wiktionary,
era digital adalah periode dengan kemunculan teknologi digital. Dimana teknologi
digital sendiri dilansir dari laman Blurtit.com
merupakan alat yang mengandalkan sinyal komputer diantaranya seperti komputer,
laptop, internet, modem, smarthphone,
televisi, kamera digital, dan sebagainya. Alat-alat tersebut tentunya sudah
tidak asing di kehidupan kita bukan? Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia (APJII), sepanjang tahun 2017, pengguna internet di
Indonesia mencapai lebih dari 50% dari total populasi. Sedangkan menurut data databoks.co.id, pengguna ponsel di Indonesia mencapai 142% dari populasi. Kita
semua merasakan bagaimana hari-hari yang dijalani saat ini telah pantas disebut
sebagai era digital.
Bagi mereka yang mampu memanfaatkan kelahiran era digital
ini dengan baik, maka mereka pasti merasakan bagaimana merdekanya di era
digital. Termasuk saya sendiri, penikmat kemerdekaan era digital.
Sudah menjadi rutinitas untuk meng-update berita di sosial media seperti di instagram, facebook,
maupun website untuk berburu kompetisi menulis gratis yang bisa saya ikuti. Bulan
Agustus ini sangat banyak kompetisi menulis gratis yang saya jumpai hingga tak
bisa semuanya saya ikuti. Padahal biasanya setiap bulan saya hampir mengikuti
seluruh kompetisi menulis gratis yang diselenggarakan. Salah satu pemicunya
mungkin karena Indonesia sedang dalam momen kemerdekaan dan Asian Games,
sehingga membuat banyak lomba lahir untuk menyemarakkan keduanya. Hampir 20
lebih kompetisi saya temukan bertenggat waktu hingga akhir Agustus. Jumlah
tersebut 5 kali lipat dari bulan biasanya lho...
Di bulan-bulan biasa kompetisi menulis gratis hanya ada sekitar 4 sampai 5 buah
saja.
Era digital memberi kemudahan bagi seluruh individu untuk mengakses
informasi bermanfaat. Era digital membuka kesempatan bagi setiap individu untuk
berkarya dan berkembang dengan metode baru yang lebih mudah menjangkau orang
lebih banyak. Era digital mampu menjadikan anak muda menghabiskan waktu luang
untuk sesuatu yang bermanfaat.
Seperti itulah bagaimana era digital mampu mengembangkan
kreativitas para inovator dan menghasilkan karya yang luar biasa. Tidak hanya
karya yang bisa dinikmati sendiri namun juga bermanfaat bagi orang lain. Era digital
telah datang, waktunya generasi harapan bangsa bangkit dan memanfaatkan kemajuan
teknologi digital di era ini. Merdeka!
![]() |
| Merayakan 17 Agustus bersama replika Soekarno di Kota Tua |





0 komentar:
Posting Komentar