Bagian paling menyenangkan saat menghabiskan waktu liburan bagi
saya dan mungkin kebanyakan orang adalah ketika bisa memanjakan mata dengan hijau-hijaunya
alam. Akhir-akhir ini jika ditanya ingin berlibur ke mana, jawaban saya selalu
berakhir pada tempat yang belum ramai dikunjungi orang namun memiliki pesona
alam yang indah. Utamanya seperti persawahan, perkebunan, hutan, sungai, danau,
atau air terjun dan mata air juga boleh. Bagi pegawai kantoran seperti saya
yang setiap hari harus berurusan dengan jalan raya dan gedung pencakar, udara
segar menjadi hal penting yang selalu menjadi prioritas saat refreshing.
Tak ada yang lebih menenangkan dari suara embusan angin menerpa padi-padi di sawah,
berjalan di tengah kebun teh, dan mendengar gemericik mata air yang bermuara pada
danau sebening kaca.
Sebenarnya di kampung halaman saya di Malang sudah memiliki
banyak perkebunan dan pegunungan, namun sayangnya mobil, motor, dan berbagai
bangunan sudah memenuhi jalanan di sana, hiruk pikuk di Malang bisa dibilang
tidak terelakkan. Maklum, Malang memang cukup terkenal sebagai kota tempat
tujuan wisatawan. Sebagai gantinya saya lebih suka melancong ke daerah-daerah
di Jawa Barat, selain karena hawanya yang dingin, jalanan lengang, hutan dan
sawah banyak bertaburan di sana. Salah satunya adalah Sumedang, nama yang sudah
sangat tidak asing di telinga orang Indonesia.

|
Desa Baginda, Tanah Sumedang, Surga Agrowisata Indonesia Sumber: @daniel.dahni |
Setiap perjalanan berangkat atau pulang kantor, dalam
perjalanan menuju makan malam bersama kekasih, atau saat mudik di mana pun kampung
kita berada, setidaknya pasti ada sekali dua kali kita menemukan pedagang Tahu Sumedang.
Tahu yang satu ini memang enak dan gurih, renyah di luar tapi lembut saat
menyentuh lidah. Barangkali sama seperti rasa yang bisa kita rasakan saat
berjalan-jalan di tempat aslinya.
Surga Agrowisata Indonesia
“I would rather be on my farm than be emperor of the
world.” - George Washington, Bapak Pendiri Amerika
Sebelum viral di media sosial, perkenalkan, sebuah kabupaten
yang akan tumbuh menjadi surga agrowisata Indonesia di masa depan, Sumedang. Potensi
pertanian dan perkebunan di Sumedang dapat dikatakan sebagai emas yang masih
tertimbun di tanah, perlu digali hingga menjadi harta karun tanah air.
Sebanyak 270 desa dan 7 kelurahan dari 26 kecamatan di Sumedang hampir
seluruhnya memiliki hamparan sawah yang masih asri dan belum terjamah oleh bangunan.
Komoditas utama di Sumedang di antaranya padi, ubi jalar, kedelai, bawang,
cabai, tomat, salak, jagung, dan masih banyak lagi. Semuanya tumbuh subur di dan
menjadi sumber penghidupan anak kandung tanah Sumedang.
Di Desa Paseh Kaler, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang,
tanaman pangan yang dilestarikan diantaranya padi, jagung, ubi jalar, dan kacang
tanah. Sedangkan untuk komoditas perkebunan antara lain salak, manga, pisang, nangka,
dan melinjo. Sejauh mata memandang persawahan di Desa Paseh Kaler membuat ingin
tinggal di sana saja. Koperasi Serba Usaha dan Lembaga Keuangan Mikro di desa
ini juga menunjang ekonomi penduduk dengan baik.
 |
Desa Paseh Kaler, Sumedang Sumber: @berry_123 |
Selain itu hewan ternak juga menjadi keunggulan di beberapa
desa di Sumedang salah satunya di Desa Paseh Kaler ini. Warga rata-rata memiliki
jenis ternak seperti sapi, domba, kambing, ayam ras, itik, dan kelinci. Tak
hanya ternak, sumber Mata Air Cipaingeun di Dusun Parimas Desa Paseh Kaler juga
menjadi daya tarik tersendiri. Selain untuk sumber irigasi pertanian, mata air
juga bisa menjadi tempat refreshing yang memanjakan pikiran.
Melihat banyaknya potensi alam dalam satu tempat bukan hal
mustahil untuk menjadikan Desa Paseh Kaler sebagai tujuan agrowisata. Tak hanya
di Desa Paseh Kaler, hampir seluruh desa di Sumedang memiliki iklim agrikultur yang bagus, mayoritas penduduknya adalah petani atau peternak. Ada Desa Citepok, Desa Panyindangan, dan masih banyak
lagi. Potensi sawah, kebun, peternakan, dan mata air di Sumedang sangat prospek
untuk dijadikan destinasi agrowisata atau bahkan bisa dijadikan destinasi farmstays
seperti di luar negeri.
 |
Desa Panyindangan, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang Sumber: @thesuns192 |
Bayangkan saja kita bisa menginap di saung bambu yang nyaman
dan sunyi, saat bangun tidur yang disuguhkan di depan mata tak lain hijaunya
padi dan langit biru sembari disambut oleh nyanyian burung-burung. Siangnya
kita bisa berenang di mata air yang jernih kemudian bermain bersama domba di peternakan
yang luas. Tak lupa sorenya menjajal camilan tahu sumedang dan opak khas
sumedang. Hmmm… membayangkannya saja sudah senyum-senyum sendiri.
Wisata Alam Pangjugjugan sepertinya cocok untuk
menginterpretasikan harapan di atas. Hamparan hijau luas ini memiliki motto “Untukmu
yang Suka Hijau”. Di kawasan wisata ini kita bisa bermain di hutan pinus,
menikmati koleksi flora dan fauna, menyeruput kopi di teras pohon, bahkan ada
curug buatan juga. Wisata Alam Pangjugjugan merupakan paket lengkap karena juga
difasilitasi dengan area permainan dan edukasi flora fauna untuk anak-anak.
Selain itu dilengkapi pula dengan wahana seperti flying fox, kolam renang,
berperahu, hingga kolam terapi ikan. Berdasarkan beberapa testimoni pengunjung,
suasana di sini masih tenang dan nyaman, kita masih bisa menikmati suara
burung-burung dan suara alam di Pangjugjugan ini.
 |
Wisata Alam Pangjugjugan Sumber: @pangjugjugan |
Kawasan agrowisata lainnya yang bisa dikunjungi di Sumedang
antara lain Eco Green Park Kampung Karuhun, Kawasan Agrowisata Kampung Nangorak,
Kampung Wisata Toga, dan Perkebunan Teh Margawindu. Harapannya desa-desa lain
seperti Desa Paseh Kaler dan kawan-kawannya bisa dikembangkan oleh pemerintah
setempat sehingga Sumedang mampu populer sebagai destinasi agrowisata di
Indonesia.
 |
Eco Green Park Kampung Karuhun Sumber: @a_mahul |
Bupati Sumedang telah memperkenalkan kekayaan Sumedang
seperti Ubi Cilembu dan potensi agrikulturnya pada negara tetangga, Prefektur
Wakayama, Jepang. Sumedang dan Wakayama telah menjalin kerja sama yang ke
depannya berpotensi baik bagi iklim investasi agrikultur serta agrowisata di
Sumedang.
“Ketika tiba di Kabupaten Sumedang, saya sudah seperti di
Wakayama, Jepang, karena udara dan suasananya hampir sama dengan di sana,” tutur
Hisatsugu Tajima, seorang pejabat Wakayama, Jepang, saat mengunjungi Sumedang akhir
2019 lalu.
Ah, tak usah jauh-jauh ke Jepang ya berarti kalau mau
merasakan suasana nyaman seperti di negeri jiran. Memang sebenarnya kita perlu
lebih membuka mata untuk melihat potensi dalam negeri, barangkali memang tak
ada habisnya!
Mata Air, Mata Kehidupan
Sumedang memang anugerah baik dari Tuhan. Sebagai pelengkap
agrowisata, mata air di Sumedang pun mengalir tanpa henti untuk menghidupi penghuninya.
Enaknya di Sumedang, belum ramai orang, belum viral di tik-tok. Bahasa kerennya
hidden gems.
Kalau kita telusuri mbah google, danau terjernih di
dunia terletak di Selandia Baru, namanya Blue Lake. Melihat dari fotonya
sih memang jernih sekali, bak kaca. Namun tak mau kalah, Sumedang juga punya
berbagai jenis mata air yang lebih bersih dari wajah penulis yang penuh jerawat
dan kilang minyak ini.
Situ Cilembang namanya. Berlokasi di Desa Hariang, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang. Danau ini memiliki keunggulan berupa warnanya yang biru seperti langit. Cocok untuk spot foto, berenang, atau sekadar menikmati keindahan alam saja. Sepertinya tepat kalau saya beri julukan baru, Blue Lake Van Sumedang.
 |
Blue Lake Van Sumedang, Situ Cilembang Sumber: @apitooo
|
Tak hanya satu, Mata Air Cikandung juga menjadi salah satu mata air terjenih di Jawa Barat. Terletak di Dusun
Sukasari, Desa Nyalindung, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Sebab belum banyak pengunjung, kebersihan di Mata Air Cikandung masih bersih, meskipun
begitu, fasilitas tempat parkir dan kamar mandi sudah tersedia. Konon katanya mata
air di sini tidak pernah surut bahkan saat musim kemarau sekalipun. Berhubung namanya
saja mata air tentu saja pemandangan yang disuguhkan di sekitarnya tak lain tak
bukan hijau-hijau rerumputan dan pegunungan. Kurang segar apa coba?
 |
Mata Air Cikandung Sumber: @notrip_nochannel |
 |
Berfoto di dalam Air Jernih Mata Air Cikandung Sumber: @sdverdana |
Sumedang diberkati Tuhan dengan melimpahnya mata air. Tepat
di kaki Gunung Tampomas, Desa Cipamekar, Kecamatan Conggeang, Kabupaten
Sumedang, bersembunyi Mata Air Sirah Cipelang. Utamanya mata air ini digunakan
sebagai sumber irigasi perkampungan warga. Karena pesonanya yang tak terelakkan, mata air ini dikelola sedemikian rupa agar bisa menjadi tempat wisata. Kamar
mandi, mushola, warung makan, bahkan spot foto sudah tersedia di sini. Uniknya
di Mata Air Sirah Cipelang kita bisa menemukan ikan-ikan di dalam mata airnya,
selain itu pepohonan dan akar menggantung menjadi hiasan alami di sini. Udara
yang sejuk dan segar juga menambah nikmatnya menghabiskan waktu di sini.
 |
Mata Air Sirah Cipelang Sumber: @bubblebyu |
Tiga masih kurang? Eits, masih banyak lagi mata air di Sumedang
yang bisa dikunjungi dan berpotensi untuk menjadi kawasan wisata ke depannya.
Beberapa di antaranya seperti Mata air Cilogang dan Cigirang di Desa Bojongloa,
Mata Air dan Pegunungan Dusun Cilumping, Mata Air Narimbang dan Curug
Ciputrawangi di Desa Narimbang, Mata Air
Cinamalung di Desa Pasireungit, Mata Air dengan pemandangan hutan di Desa
Boros, dan sebagainya.
Ada mata air tak lengkap rasanya jika tidak merasakan guyuran
air terjun. Tenang, sudah dibilang kan, Sumedang ini karunia alam ibu pertiwi.
Mata Air Narimbang yang ditemani Curug Ciputrawangi di Desa Narimbang misalnya.
Mata airnya jernih, belum banyak pengunjung, warga sekitar juga sangat menjaga
kelestarian alam di sini. Akses menuju Curug Ciputrawangi tidak terlalu sulit,
tempat parkir juga memadai. Memiliki dua sumber air yang terjun dengan
cantiknya di tengah bebatuan. Sumedang memang indah ya…
 |
Mata Air Narimbang dan Curug Ciputrawangi Sumber: @sigotik91
|
Curug Cadasri dan Curug Ciwalur menjadi paket hemat lainnya.
Kedua curug tersebut berada dalam satu jalur yang searah. Puas banget bisa
dapat dua curug dalam satu kali perjalanan, bukan? Keduanya sama-sama indah dan
eksotis, terletak di Dusun Pasir Padang, Desa Jatinunggal, Kecamatan
Jatinunggal, Kabupaten Sumedang. Curug Ciwalur memiliki bentuk air terjun yang cantik
dan tentunya juga bisa dijadikan tempat untuk berenang dan menyegarkan pikiran.
Berbagai air terjun lainnya yang bisa dikunjungi di
Kabupaten Sumedang diantaranya Curug Cigarugak di Desa Awilega, Curug Cigorobog
di Desa Citengah yang cukup populer, Curug Cinulang dengan aliran derasnya di
Desa Sindulang, Curug Buhud dengan arsitektur yang melebar alias Niagara Van Sumedang di Desa Sukatani, Curug Cipongkor Desa Ciherang dengan aliran deras
menjulang lurus ke langit, serta curug-curug lainnya yang tak ada habisnya kalau
disebutkan satu per satu.
 |
Curug Cigorobog Sumber: @adedsukmana |
Tanah Sunda tidak hanya Bandung, Sumedang inilah the true
hidden gems di Jawa Barat. Selepas mencicipi hiruk pikuk Kota Bandung melipir
sedikit satu setengah jam perjalanan ke Sumedang bisa menjadi pilihan yang
tepat. Menikmati jalanan legendaris Cadas Pangeran yang merupakan proyek jalan panjang
Anyer-Panarukan Gubernur Daendels pada masa penjajahan dulu. Di masa mendatang
akses menuju Sumedang akan lebih mudah dengan adanya Tol Cisumdawu yang sedang
dalam proses pembangunan dan diperkirakan akan selesai pada 2021 mendatang. Tol
Cisumdawu akan menghubungkan Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka hingga ke
Sumedang.
 |
Jalan Legendaris menuju Sumedang, Cadas Pangeran Sumber: @ranggafw |
Saya percaya, kita percaya, Sumedang bisa menjadi kawasan agrowisata yang
menjanjikan di masa depan. Berlimpahnya wisata alam di Sumedang mulai dari
hutan, sawah, kebun, ladang, mata air, danau, hingga air terjun menjadi pesona tersendiri
bagi daerah ini.
Teringat sebuah kalimat dari salah seorang aktris hebat
dunia, Eleonora Duse,
“Jika pemandangan langit biru memenuhi hatimu dengan
kebahagiaan, jika rerumputan yang tumbuh di ladang memiliki kekuatan untuk
menggerakkanmu, jika hal-hal sederhana dari alam memiliki pesan yang kamu
pahami, bersukacitalah, karena jiwamu masih hidup.”